Rabu, 03 Agustus 2016

cerita suami istri bersetubuh


Kehidupanku berumah tangga dalam hal materi bisa dikatakan di atas rata-rata.
Aku memiliki rumah yang cukup besar dengan kolam renang serta taman yang indah
di daerah elite Surabaya. Istriku bernama Anik, ia memiliki toko pakaian semacam
butik di Tunjungan Plaza dan namaku sendiri Freddy, sebagai kepala cabang sebuah
bank devisa swasta yang besar. Setiap hari kami berangkat dengan kesibukan
masing-masing. Istriku mengendarai mobil Civic Sport dan aku mempergunakan mobil
kantor. Untuk menambah kegiatan dan menjaga bentuk tubuhnya, istriku mengikuti
kursus senam dan aku terkadang mengantarnya jika kebetulan hari libur. Aku
sangat menyayanginya.

Di kantor aku terkenal pendiam dan jarang sekali bersenda gurau dengan bawahanku,
bahkan sekretarisku sempat mengatakan pada temannya bahwa aku orang yang frigid
dan sulit terangsang. Di ruanganku terdapat satu sekretaris keturunan cina masih
muda sekali sekitar 23 tahun, Liem Fei namanya. Dia menjadi sekretaris sejak
direktur sebelumku, dandanannya cukup berani dengan rok mini 15 cm kira-kira di
atas lutut dan kulitnya putih bersih, sering kali menggoda pandanganku dengan
menyilangkan kakinya bergantian sehingga sesekali terlihat pangkal pahanya yang
menonjol, tapi itu tak membuatku tertarik. Bahkan jika dia menyodorkan surat
untuk kutanda-tangani tak segan-segan dia datang kepadaku sambil membungkuk dan
mata nakalku mencuri pandang pada belahan dadanya yang ranum, maklum belum
menikah sih, kadang-kadang muncul watak nakalku ingin menyentuh daging itu, tapi
kuurungkan niatku.

Aku ditugaskan ke Jakarta oleh pusat untuk rapat dan laporan setengah tahunan
selama lima hari dan istriku sudah hafal dengan kondisiku. Aku memang sering
pergi ke Jakarta untuk urusan semacam itu, tapi pagi ini kelihatan sekali
berubah. Istriku mempersiapkan kepergianku dengan senang dan bahagia, cepat-cepat
kutepiskan prasangka burukku. Aku berangkat ke bandara dengan mobil kantor
sedangkan istriku berangkat ke tokonya.

Urusanku di Jakarta dapat kuselesaikan lebih cepat dari rencana, hanya 3 hari.
Berarti sesuai dengan ijinku aku dapat santai di rumah 2 hari, lumayan. Waktu
ini aku pergunakan untuk istirahat dan mengurus kebun yang menjadi salah satu
hobiku saat libur bekerja. Aku mengambil penerbangan jam 08.30 agar sampai di
rumah tidak terlalu siang. Sampai di bandara aku langsung menuju tempat parkir
kendaraan. Kulajukan kendaraanku dengan cepat agar sampai di rumah. Sesampai di
depan rumah tak kulihat siapa-siapa, aku berfikiran bahwa istriku sedang di
tokonya, akan kujemput biar dia terkejut pikirku, tetapi kuperhatikan pintu
garasi agak membuka sedikit. Kendaraanku urung kumasukkan ke dalam. Aku berjalan
perlahan mendekati pintu pagar, kulihat terkunci. Dengan kunci duplikat yang
kumiliki aku membukanya dan perlahan aku masuk lewat pintu garasi yang terbuka.
Kulihat di belakang kendaraan istriku ada Panther warna merah metalik, “Mobil
siapa ya, seingatku saudara-saudaraku atau saudara istriku tak punya mobil
seperti itu”, tanyaku dalam hati.

Aku mendekati mobil tersebut dan “Klek” ternyata Panther merah ini tidak
terkunci, aku membuka-buka laci untuk mencari petunjuk pemilik kendaraan
tersebut. Dan.. kutemukan kartu anggota club senam dengan identitas pemilik
bernama “Darwis” dengan alamat Jl. Semanggi Dalam 73. Cepat-cepat kusalin alamat
tersebut dalam notes kecilku. Kedua anakku memang sedang liburan sekolah. Dia
berlibur di rumah neneknya seminggu yang lalu. Dengan berjalan mengendap terus
kuperhatikan sekeliling rumahku, kudengar suara renyah tawa istriku di belakang
dan sesekali erangan manja. Aku berjalan mendekati suara itu, dengan mengintip
sekelilingnya, akhirnya aku sempat terkejut dibuatnya. Melalui kisi-kisi pintu
garasi kulihat dengan jelas ke arah kolam renang ada 2 makhluk berlainan jenis
sedang bercanda mesra. Dia adalah istriku Anik dengan lelaki yang sesuai dalam
foto kartu anggota senam dan cerita temanku Wenny. Hatiku panas melihatnya, Anik
dengan memakai pakaian renang mini hanya menutup payudara dan vaginanya saja,
sedangkan Darwis mempergunakan celana renang kecil mirip CD. Mereka berdua asyik
sambil berlari. Mereka menceburkan diri kemudian berbalik minum dan saling
berbincang.

Kulihat Anik merapatkan duduknya pada Darwis dan setelah bercakap-cakap sebentar
tangan Darwis menggelitik pinggang Anik, dia menggelinjang sambil mendesah “Ampun
Wis.. lepaskan geli nih..” pintanya, sementara tangan Darwis terus mengucek
pinggang Anik yang ramping. Anik semakin menggelayut manja pada Darwis dan
kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Darwis dengan memeluk serta mengulum
mulut Anik yang ranum. Aku jadi semakin panas melihat adegan ini. Kuperhatikan
terus mereka sambil menahan panas hati yang semakin membara. Kulihat tangan
Darwis semakin berani mengelus seluruh tubuh istriku, kini istriku tidur
dipangkuan Darwis sementara mulut Darwis tidak lepas dari mulut istriku.
Dibiarkannya tangan Darwis menelusuri payudaranya yang ranum, Anik mengangkat
dadanya tinggi-tinggi sehingga tangan Darwis berhasil menyusup di belakang
pinggang Anik dan melepas pengait BH-nya, Anik tergolek hanya dengan memakai
celana dalam saja. Kuperhatikan dari jauh tampak tubuh Anik yang mulus dengan
payudara mencuat dan pentilnya menonjol merah kecoklatan ditimpa tangan Darwis
yang kecil hitam dan berbulu kontras sekali. Aku secara tidak sadar mulai
terangsang juga melihat mereka berdua yang semakin menjadi-jadi, mulut Darwis
menelusuri seluruh lekuk tubuh Anik dan Anik semakin menggelinjang tak menentu.
Mulut Darwis berhenti pada puting susu Anik dan dihisap-hisap seperti bayi
kelaparan sedangkan tangannya tak berhenti pada pinggang saja terus bergerak
tiap centimeter pada kulit halus Anik. Aku semakin senewen dibuatnya, kupegang
penisku mulai mengeras juga melihat adegan gila tersebut.

Semakin lama tangan Darwis semakin berani, perlahan dimasukkan kedalam CD Anik
dan diuceknya vagina Anik. Tangan kecil hitam dan berbulu tersebut kini
tenggelam dalam vagina Anik. Tali pengait CD di pinggang ditarik keras oleh
Darwis dan kini aku juga jelas melihat Anik tidur telentang tanpa busana, sesaat
Darwis memandang penuh kekaguman tubuh putih mulus dengan buah dada besar
bergoyang serta bulu vagina cukup lebat hitam dan keriting dan mata Anik
terpejam pasrah. Tidak menunggu lama, tangan Darwis memegang dua lutut Anik dan
merenggangkannya, sehingga tampak jelas daging kecil merah di tengah vagina Anik,
dan Darwis mulai menjilati dengan rakus. Anik semakin menggelinjang merasakan
ulah Darwis. Dijulurkan lidahnya memasuki lubang vagina yang membasah, Anik
mengangkat pantatnya tinggi-tinggi saat mulut Darwis manjauhi vaginanya seakan
Anik tidak rela mulut Darwis menjauh dari vaginanya. Tak lama kemudian Anik
bangun dan mendorong Darwis untuk tidur, Anik mulai merayap pada tubuh Darwis
yang kurus, diciuminya Darwis menyeluruh dari mulut sampai dada, mulut Anik
terus menjalar ke perut sementara tangannya menuju CD Darwis, diusapnya perlahan
dari luar kemaluan Darwis dan Darwis menggelinjang. Tangan Anik menarik keras CD
Darwis dan kulihat kemaluan Darwis berdiri tegak menantang, aku terkejut juga
melihat ukurannya, Darwis yang orangnya kecil ukuran kemaluannya luar biasa
panjang dan besarnya kuperkirakan 22 centimeter sedangkan tangan istriku mulai
mengocok turun naik.

Kemaluan Darwis tidak dapat digenggam semua oleh Anik. Sambil mengocok Anik
memandangi kemaluan Darwis dengan kagum dan mulut yang tak henti mendesah. Tanpa
membuang waktu lagi mulut Anik maju menelungkupi kemaluan Darwis, tapi sayang
mulut mungil itu tak sanggup menampung kemaluan yang membonggol, dipaksakannya
mulut Anik mengulum tapi tetap tak bisa. Akhirnya hanya kepala dan sebagian
kemaluan yang berhasil tenggelam dalam mulut Anik. Telur kemaluan tak lepas dari
jilatan lidahnya, kulihat gerakan tubuh Darwis mulai tak beraturan, dan akhirnya
Anik mengambil inisiatif dengan memegang kepala kemaluan Darwis, diarahkan
kevaginanya dan Anik dalam posisi di atas menduduki paha Darwis. Anik berusaha
memasukkan semua bagian milik Darwis. Hal itu kulihat dari kesungguhannya dalam
menuntun kemaluan Darwis menuju lubangnya. Dengan setengah menjerit kudengar
Anik berhasil. Saat pantat Anik naik kulihat lubang vaginanya seolah mau ikut
keangkat karena terbebani olah kemaluan yang begitu besar. Sambil meringis Anik
mulai menggerakkan pantatnya cepat-cepat dan..
“Ahh.. enngghh.. szztt”,

Kudengar juga suara kecipak, kelihatannya vagina Anik sudah banjir, tapi Darwis
masih senyum-senyum saja melihat ulah Anik yang menggila. Aku jadi tidak betah,
cepat-cepat kukeluarkan kemaluanku dan kuelus sebentar, kiranya spermaku sudah
muncrat keluar, sambil kupandangi kemaluanku dan kubandingkan, jauh sekali
dengan milik Darwis, makanya istriku tergila-gila kepadanya. Kini istriku dalam
posisi menungging sementara Darwis asyik memegang pinggul serta meremasnya
sambil menyodok-nyodokan penisnya keras-keras ke vagina Anik lewat belakang, aku
jadi senewen, kenapa Darwis bisa sekuat itu, padahal aku cuma lima kali keluar
masuk sudah bubar. Kulihat butir-butir keringat istriku meleleh rata di tubuhnya,
akhirnya kulihat Anik berbalik, ditariknya keluar penis Darwis, dikocok dan
dikulumnya lagi sambil mulutnya tetap bergumam.

Darwis berteriak dan kusaksikan mulut Anik penuh dengan sperma Darwis dan Anik
masih terus mengocoknya. Mulut itu masih tetap menjilat dan membersihkan sperma
dengan rakus. Setelah bersih barulah Anik tersenyum dan Darwis memeluknya. Aku
jadi bingung dan cepat-cepat aku ke kendaraan untuk kembali ke kantor, pikiranku
suntuk, tak kusangka Anik tergila-gila dengan penis besar milik Darwis

Related Posts

Previous
Next Post »